10/19/2016

Simposium Guru Nasional Tahun 2016


Simposium  GTK  merupakan wahana yang berguna untuk menuangkan  ide, gagasan dan mencari pemecahan isu atau permasalahan strategis tentang pendidikan dengan  melibatkan  unsur  guru  dan tenaga  kependidikan,  pemerintah  dan  pemangku kebijakan serta partisipasi masyarakat
Oleh karena itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) akan menyelenggarakan Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan  (GTK)  dalam rangka  Hari Guru Nasional  Tahun  2016 pada tanggal 24-25 november 2016. 
Persyaratan Peserta
  1. Membuat dan menyerahkan artikel sesuai dengan topik yang telah ditetapkan;
  2. Satu orang calon peserta hanya mengirimkan satu artikel;
  3. Artikel harus asli merupakan hasil karya sendiri;
  4. Artikel  belum  pernah  dipublikasikan  dan/atau  tidak  sedang  diikutkan  dalam perlombaan tingkat nasional yang sejenis;
  5. Tulisan tidak mengandung unsur SARA;
  6. Artikel dikirim melalui laman http://simposium.gtk.kemdikbud.go.id dalam format pdf (bukan format JPG)
Topik Simposium

  1. Penguatan Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan
  2. Optimalisasi Pendidikan Inklusi
  3. Revitalisasi SMK dalam menghadapi daya saing ketenagakerjaan
  4. Membangun Budaya Literasi di Satuan Pendidikan
  5. Profesionalitas GTK melalui GTK Pembelajar
  6. Pelindungan GTK (Hukum, Profesi, K3 dan HaKI)
  7. Membangun Integritas di Satuan Pendidikan
  8. Penilaian Kinerja GTK
  9. Meningkatkan Mutu dan Akses Pendidikan di Daerah Khusus (3T)
  10. Teknologi Informasi sebagai Media Pembelajaran
Cara Pendaftaran online KLIK DISINI
Download pedoman Simposium Guru Nasional Tahun 2016 KLIK DISINI
Read More

10/12/2016

Nilai UH TIK Kls XII


Berikut nilai UTS TIK Kls XII. untuk melihat nilai dapat dilihat Klik DISINI
Read More

10/08/2016

TIK, SOLUSI PEMERATAAN KUALITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA


Salah satu permasalahan pokok pendidikan di Negara kita adalah kualitas pendidikan yang tidak merata. Terdapat ketimpangan, Antara mereka yang berada di desa dengan kota. Antara mereka yang berada di wilyah Indonesia barat dengan wilayah Indonesia timur. 

Kualitas pendidikan yang tidak merata, tentu tidaklah lepas dari pengaruh kondisi geografis dan demografis Indonesia yang unik. Letak geografis Indonesia yang begitu luas dengan keanekaragaman topografinya merupakan masalah tersendiri. Khususnya terkait dengan sarana prasarana dan daya aksesnya. Pun demikian dengan jumlah populasi penduduk beserta keanekaragaman demografisnya. Sehingga perlu perlakuan yang berbeda dalam proses pendidikan. 

Jadi, alangkah naïf, jika memotret masalah pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia secara simplifikasi. 

Sering kita mendengar, komparasi yang tidaklah apple to apple dengan membandingan kualitas pendidikan Indonesia dengan Negara lain. Semisal, membandingkan kualitas pendidikan Indonesia dengan Singapura. Apalagi dengan menambahi embel-embel, padahal singapura Negara kecil dan sebagainya. Tidaklah relevan jika terlalu membandingkan pendidikan kita dengan Singapura. Pasalnya, Singapura dengan luas wilayah sempit dan jumlah penduduk yang sedikit, lebih mudah untuk di kelola sistem pendidikannya. Dibandingkan dengan Negara kita yang begitu kompleks permasalahannya. 

Indicator kualitas yang sering digunakan untuk mengukur kualitas pendidikan adalah output yakni kualitas lulusan. Ujian nasional (UN) menjadi alat tolak ukur untuk memetakan kualitas pendidikan dalam skala nasional. Dan hasil UN dari tahun ketahun masih menunjukan adanya ketimpangan atau kekurangmerataan kualitas antar satuan pendidikan ataupun antar daerah 

Untuk memecahkan masalah pemerataan kualitas pendidikan, Kita perlu memandang pendidikan sebagai sebuah sistem. Dimana didalamnya merupakan satu kesatuan yang terdiri dari beberapa unsur yang saling memengaruhi, yakni input, proses dan output. Dengan demikian, untuk mendapatkan output pendidikan yang berkualitas secara merata, perlu adanya perbaikan pada sisi input dan proses 

Input pada sistem pendidikan adalah peserta didik beserta latar belakangnya, dasar pendidikan dan tujuan pendidikan. Proses pendidikan meliputi pendidik dan tenaga kependidikan, kurikulum, sarana prasarana, administrasi dan anggaran. Adapun output pendidikan yakni lulusan peserta didiknya. 

Dewasa ini, kita hidup pada abad 21, dengan karakteristik siswa sebagai input pendidikan berasal dari generasi Y dan Z. Menurut teori generasi (generation theory), generasi Y merupakan generasi yang lahir antara tahun 1981-1994. Dan generasi Z, lahir antara tahun 1995-2010. Baik generasi Y maupun Z, salah satu ciri utamanya adalah mereka lekat dengan penggunaan tekhnologi informasi dan komunikasi, seperti gadget dalam kehidupan sehari-harinya. 

Hasil survey Google Indonesia dengan lembaga riset Gfk pada tahun 2015, menyatakan 61 % masyarakat Indonesia menghabiskan waktu untuk internetan rata-rata 5,5 jam perhari. Dimana secara berurutan, intensitas penggunaanya dihabiskan untuk hiburan, mencari informasi, mengakses media social, belanja online, komunikasi dan kerja 

Oleh karena itu, Tekhnologi informasi dan komunikasi sebenarnya dapat dijadikan sebagai solusi atas masalah pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia 

Upaya penggunaan TIK untuk pemerataan kualitas pendidikan dapat dilakukan untuk perbaikan proses pendidikan, yang meliputi: 

Pertama, Pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi, minat dan kreatifitas dalam pembelajaran. Dengan TIK pembelajaran lebih efisien, semisal penggunaan media presentasi dibandingkan dengan menulis materi di papan tulis. Ataupun penggunaan video pembelajaran untuk menjelaskan suatu fakta lebih efektif ketimbang dengan ceramah. Selain itu, minat dan kreatifitas siswa lebih terasah. Seperti yang penulis alami, pada saat menggunakan media komik berbantuan software dalam pembelajaran ekonomi. 

Siswa membuat komik berbantuan software kemudian mempresentasikannya
Kedua, Pemanfaatan TIK sebagai sumber pembelajaran. Dengan TIK, sumber pembelajaran lebih bervariatif, semisal dalam bentuk buku, website, blog, video, audio, ebook dan game pembelajaran. Dengan semakin banyaknya sumber pembelajaran dan semakin murahnya perangkat tekhnolgi , hal ini berakibat pada akses distribusi yang semakin merata. 


Ketiga, Pemanfaatan TIK untuk peningkatan kualitas guru. Dengan TIK, guru dapat saling berbagi pengetahuan dengan sesame guru untuk meningkatkan kualitasnya. Seperti yang sudah dilakukan oleh pemerintah, melalui program Guru pembelajar dengan moda daring (dalam jaringan). Ataupun komunitas-komunitas guru, yang mengadakan pelatihan secara online melalui pemanfaatan aplikasi android. 
Salah satu Grup Guru untuk pembelajaran dengan WA

Keempat, Pemanfaatan TIK untuk peningkatan kualitas Siswa. Dengan TIK, siswa sebenarnya dapat belajar dengan teman sejawat (tutor sebaya) melalui penggunaan aplikasi tertentu. Semisal membuat grup belajar melalui penggunaan media social. 

Pada akhirnya, dengan TIK, pembelajaran dapat dilakukan Kapanpun, dimanapun, dengan siapapun. Yang mampu menembus sekat-sekat geografis dan demografis. 

SAMRIN, S.Pd * Penulis adalah Guru Mapel Ekonomi SMA N 1 Rembang Purbalingga










Read More

10/07/2016

Nilai Ulangan Harian Terpadu Prakarya Kls X


Berikut nilai UHT untuk mapel prakarya dan kewirausahaan kelas X semester 1 tahun 2016. untuk melihat nilai, Klik Disini
Read More

10/06/2016

Nilai UH Terpadu Ekonomi Kelas X


Berikut Nilai UH Terpadu Ekonomi Kelas X tahun 2016. Untuk melihat nilai Klik Disini
Read More

Kompetisi Beasiswa Online SI Metro Tv


Kompetisi beasiswa online pertama di Indonesia ini diadakan oleh situs berita & video MetroTVNews.com. OSC hadir untuk memberikan kemudahan putra/I Indonesia agar bisa melanjutkan pendidikan hingga S1 dengan menggunakan beasiswa yang ada di setiap universitas favoritnya.

Dengan OSC peserta tidak lagi perlu datang kekampus/universitas untuk mendaftarkan diri dan mengikuti tes secara langsung.

OSC mempersingkat proses tersebut dengan metode Online, pendaftaran dan test tahap awal dilakukan melalui sistem online.

OSC kini telah memasuki tahun kedua, dengan melibatkan 10 Perguruan tinggi swasta ternama di Indonesia, dan menyediakan 200 beasiswa S1 yang dapat diperebutkan oleh setiap siswa/i SMA/SMK Sederajat di Indonesia.

OSC diharapkan dapat menjadi daya dukung pendidikan tinggi yang mampu memfasilitasi anak-anak berprestasi dari berbagai kalangan di seluruh Indonesia.

Dengan dilibatkannya 10 perguruan tinggi swasta dari 3 kota yang berbeda (Jakarta, Bandung, yogyakarta). Para peserta dapat lebih leluasa memilih universitas favoritnya, serta memiliki akses yang lebih mudah dalam melanjutkan pendidikan hingga kejenjang sarjana (S1).

Adapun 10 Perguruan Tinggi Swasta tersebut adalah:

Jakarta
1. Universitas Al-Azhar Indonesia
2. Universitas Mercu Buana
3. Universitas Multimedia Nusantara
4. Universitas Pelita Harapan
5. Universitas Trisakti

Bandung
6. Institute Teknologi Nasional (ITENAS)
7. Universitas Kristen Maranatha
8. Universitas Telkom

Jogjakarta
9. Universitas Ahmad Dahlan
10. Universitas Kristen Duta Wacana

universitas akan memberikan 20 beasiswa kepada calon mahasiswa yang berhasil melewati setiap tahapan tes yang diadakan, baik tes online maupun offline/tertulis.

Berikut tahapan-tahapan OSC MetroTVNews.com 2016:

1 September - 3 November: Masa pendaftaran OSC MetroTVNews.com
6 November : Tes online secara serentak, Soal test dalam bentuk Pilihan ganda
10 November : Setiap kampus akan mengumumkan 150 peserta tes online dengan nilai terbaik, untuk selanjutnya mengikuti proses seleksi data diri
28 November : Pengumuman 50 peserta terpilih dari tiap kampus yang berhasil melewati proses seleksi berkas / data diri
5 Desember: 50 peserta terpilih dari tiap kampus wajib mengikuti tes offline/tertulis dan pengumuman 200 peraih beasiswa OSC di Kuningan City, Jakarta

Bagi pemenang OSC akan mendapatkan Beasiswa dari PTS Favorit yang meliputi :

1. Bebas uang pangkal (biaya masuk) 100%
2. Beasiswa S1 hingga lulus, untuk 8 semester berturut-turut*
3. Sertifikat pemenang OSC 2016
OSC2016 With Avitex Cat Tembok, Untuk Indonesia yang lebih baik.
(* Syarat dan ketentuan berlaku)

Syarat-Syarat Kepesertaan OSC 2016

Online Scholarship Contest 2016

1. Peserta WAJIB mengisi data diri dengan lengkap pada form yang tersedia di kolom pendaftaran
2. Peserta WAJIB memiliki KTP / Kartu Pelajar / Kartu Identitas Diri yang berlaku
3. Peserta WAJIB memiliki Email, Akun Sosial Media (Twitter/Fecebook), dan No Telp/HP yang bisa dihubungi
4. Peserta WAJIB memfollow akun twitter @OSC_MTVN atau like Facebook MetroTV
5. Peserta adalah siswa/i SMA/SMK Sederajat yang duduk dikelas 12 ditahun ajaran 2016/17
6. Peserta adalah siswa/i SMA/SMK Sederajat yang telah lulus di tahun 2016 namun BELUM kuliah dan BELUM Menikah
7. Seluruh peserta tidak dipungut biaya pendaftaran sedikit pun (GRATIS)

Peserta wajib membaca dan mematuhi aturan main yang berlaku

1. Setelah mengisi data diri dengan lengkap, peserta hanya diperbolehkan memilih 1 Universitas dari 10 Universitas yang tersedia
2. Peserta dapat memilih 2 program studi (Prodi) dari 1 Universitas yang dipilihnya
3. Peserta yang telah memilih Prodi dan Universitas, tidak diperkenankan mengubah pilihannya lagi
4. Pilihan pertama peserta, akan dianggap sebagai prioritas utama peserta dalam pemilihan Prodi
5. Peserta WAJIB mengikuti test ONLINE yang telah ditentukan waktunya
6. Peserta akan mendapatkan soal test berdasarkan Universitas yang dipilih
7. Peserta WAJIB menjawab semua soal test yang tersedia, sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan (Minggu, 06 November 2016)
8. Peserta yang telah mengikuti test, dapat melihat pengumuman pemenang di osc.METROTVNEWS.com pada Kamis, 10 November 2016

Untuk informasi lengkapnya KLIK DISINI
Read More

Gurita Mental Inlander


“Engkau sarjana muda Resah mencari kerja Mengandalkan ijazahmu Empat tahun lamanya Bergelut dengan buku Untuk jaminan masa depan”
Beberapa bait syair lagu Sarjana Muda karya Iwan Fals tersebut merupakan gambaran nyata akan kondisi sarjana dewasa ini.
Sarjana yang lebih suka sebagai “job seeker” (para pencari kerja) ketimbang sebagai “job maker” (para pembuat kerja). Dengan hanya mengandalkan ijazah, mereka berpetualang dari satu tempat ke tempat lain. Meminjam istilah Iwan Fals, tak peduli berusaha lagi, namun kata sama yang kau dapat, yakni tidak diterima ataupun karena tidak adanya lowongan.
Kecenderungan sarjana menjadi job seeker tentu tidak lepas dari mengguritanya mental inlander (pekerja terjajah) dalam “mindset” mahasiswa, yakni seorang sarjana dianggap berhasil jika bekerja di kantor dengan pakaian rapi, tempat kerjanya jelas, dan cukup mentereng. Apalagi ditambah embel-embel pegawai negeri yang menjanjikan zona nyaman dan jaminan masa depan.
Karena itu, munculnya wacana bantuan kredit sarjana sebesar Rp 5 juta bagi sarjana merupakan langkah nyata pemerintah dalam mengurangi “pengangguran sarjana” yang dari tahun ke tahun jumlahnya semakin meningkat. Tercatat pada 2005, jumlah sarjana yang menganggur sebanyak 183.629 orang. Setahun kemudian, yakni tahun 2006, bertambah menjadi 409.890, tahun 2007 menjadi 740.000 orang. Pada Agustus 2009 melonjak menjadi 961.000 pengangguran. “Pengangguran sarjana” dewasa ini memang menjadi salah satu permasalahan sosial yang menarik. Semakin tinggi tingkat pendidikan ternyata tidaklah menjadikan seorang mudah untuk menjamin masa depan dalam hal kerja. Sebaliknya justru semakin besar peluang menjadi pengangguran.
Menurut Prof Winarno, Rektor Unika Atma Jaya, untuk mengatasi persoalan pengangguran, perlu hendaknya dikembangkan secara maksimal komitmen wirausaha (entrepreneurship) khususnya di kalangan pemuda. Suatu entrepreneur di suatu negara idealnya sedikitnya 2 persen dari jumlah penduduk (Gatra, 1 November 2009).
Akan tetapi, wacana bantuan kredit wirausaha sarjana bisa jadi hanya menjadi hal yang mubazir alias sia-sia belaka. Tatkala program itu tanpa didahului dengan upaya menghapus mental “inlander” terlebih dahulu. Mental “inlander” yang selama ini telah menyiutkan nyali sarjana untuk terjun dan menyoba dunia usaha. Dunia yang sebenarnya menjanjikan peluang untuk maju secara ekonomis lebih besar.
Upaya nyata untuk menghapus mental “inlander” dan menumbuhkan mental wirausaha pada sarjana dapat dilakukan dengan memasukkan wirausaha ke dalam kurikulum perguruan tinggi, yakni menjadikannya sebagai mata kuliah. Menurut penulis, konsep mata kuliah kewirausahaan idealnya terdapat kerangka teoretis dan praktisnya di lapangan. Oleh karenanya, perlu dibuat dua mata kuliah berbeda, yakni teori kewirausahaan dan praktik kewirausahaan.
Kedua mata kuliah itu dijadikan sebagai mata kuliah umum yang berarti wajib diambil oleh semua mahasiswa dari semua jurusan. Hal itu karena selama ini “kewirausahaan” terkesan eksklusif milik anak-anak ekonomi dan “haram” untuk dipelajari mahasiswa lain *Pernah dimuat di Kompas rubrik Suara Mahasiswa
Read More

10/03/2016

Dimensi Kewirausahaan


Karakter/ dimensi-dimensi yang harus dimiliki oleh wirausahawan yakni:

1. Kualitas dasar kewirausahaan, meliputi: 
a. Daya Pikir: meliputi berpikir kreatif; inovatif; asli/baru/orisinil; berpikir divergen, pionir, futuristik, berpikir positif 
b. Daya Qolbu/Hati: meliputi prakarsa/inisiatif tinggi, proaktif, berani mengambil resiko, berani berbeda, pro perubahan, motivasi, dan spirit untuk maju sangat kuat, tanggungjawab, berintegritas; gigih, tekun, sabar, dan pantang menyerah; kerja keras; solidaritas tinggi, berkomitmen 
c. Daya fisik: meliputi menjaga kesehatan secara teratur, memelihara stamina tubuh dengan baik, memiliki energi yg tinggi, keterampilan tubuh dimanfaatkan demi kesehatan dan kebahagiaan hidup 

2. Kualitas instrumental kewirausahaan
Kualitas instrumental terkait dengan kemampuan penguasaan terhadap disiplin ilmu, baik mono disiplin ilmu, antar disiplin ilmu, maupun lintas disiplin ilmu. Kewirausahaan bukanlah sekadar mono-disiplin (ekonomi, matematika, manajemen, dsb.) dan juga bukan hanya antar disiplin ilmu (manajemen perusahaan, ekonomi pertanian, psikologi industri, dsb.), akan tetapi juga lintas disiplin ilmu (lingkungan hidup, kependudukan, dsb.)
Read More

Jenis-jenis Kebutuhan Manusia

Kebutuhan manusia (needs) adalah segala sesuatu yang harus dipenuhi oleh manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidup

Jenis-jenis Kebutuhan manusia

1. Kebutuhan menurut intensitasnya
a. Kebutuhan Primer: Kebutuhan pokok/ utama yang harus dipenuhi untuk menjamin kelangsungan hidup. Contoh: Makan, pakaian, rumah, kesehatan dan pendidikan
b. Kebutuhan sekunder: kebutuhan pelengkap/ kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer terpenuhi. Contoh: Televisi, Tas dan HP
c. Kebutuhan tersier: kebutuhan akan barang mewah. Contoh: mobil
Catatan: kebutuhan menurut intensitasnya bersifat relative, artinya setiap orang mempunyai persepsi/ pandangan yang berbeda terkait dengan pemaknaan kebutuhan tersebut. Contohnya: Bagi Ani sepeda motor merupakan kebutuhan primer, karena tanpa sepeda motor ia tidak bisa berangkat ke sekolah mengingat jarak rumah dengan sekolah sangat jauh. Sedangkan bagi Budi, sepeda motor merupakan kebutuhan merupakan kebutuhan sekunder, karena tanpa Sepeda motor pun Budi tetap bisa berangkat sekolah mengingat jarak rumahnya yang dekat. 

2. Kebutuhan menurut sifatnya
a. Kebutuhan jasmani: kebutuhan yang terkait dengan badan/fisik/ jasmani seseorang. Contoh: makan, pakaian, sepatu
b. Kebutuhan rohani: kebutuhan yang terkait dengan psikis/ kejiwaan seseorang. Biasanya berhubungan dengan rasa senang, tenang dan nyaman. Contoh: Menonton Film di bioskop, rekreasi, beribadah

3. Kebutuhan menurut subjeknya (pemakainya)
a. Kebutuhan individu/ perseorangan: kebutuhan yang tujuannya untuk memenuhi kebutuhan seseorang. Antara seseorang dengan orang lain mempunyai kebutuhan individu yang berbeda. Contoh: Andi sebagai seorang pelajar kebutuhan adalah Buku. Sedangkan Budi sebagai petani kebutuhannya adalah cangkul
b. Kebutuhan kelompok/ kolektif: kebutuhan yang tujuannya untuk memenuhi kebutuhan bersama/ kelompok. Contoh: pasar, jembatan, tempat ibadah

4. Kebutuhan menurut waktunya
a. Kebutuhan sekarang: kebutuhan yang harus dipenuhi saat ini dan tidak bisa ditunda lagi. Contoh: obat pada saat sakit, makan bagi orang yang lapar, uang pada saat utang jatuh tempo
b. Kebutuhan masa akan datang: kebutuhan yang penggunaan/ pemenuhnya pada masa yang akan datang, namun sudah dipersiapkan dari saat ini/ sebelum kebutuhan itu datang. Contoh: menabung, ibu hamil yang membeli perlengkapan bayi, asuransi
Read More

Contoh Proposal PLS (Pengenalan Lingkungan Sekolah)


A. LATAR BELAKANG
Setiap jenjang pendidikan memiliki ciri khusus yang membedakaanya dengan jenjang lainnya. Adanya ciri khusus pada setiap jenjang pendidikan menyebabkan beberapa kebiasaan belajar yang dikembangkan dijenjang sebelumnya perlu ditinggalkan dan diganti dengan cara belajar baru yang lebih sesuai dengan tingkat perkembangan kemampuan mental psikologis siswa. Untuk itu perlu adanya upaya menjembatani siswa mengenal berbagai kekhususan dari jenjang pendidikan barunya, baik yang berupa lingkungan fisik, lingkungan social maupun program belajar. Sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif, efisien dan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Sejak tahun 2014, kegiatan untuk mengenalkan lingkungan sekolah dikenal dengan istilah Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPD). Dalam praktiknya, MOPD nyatanya belum dapat berjalan secara efektif dan efisien. Banyak bentuk kegiatan MOPD yang justeru kontraproduktif dengan tujuannya, yakni mengenalkan siswa dengan lingkungan sekolah baru. Bahkan tidak jarang pula dijumpai praktik-praktik perpeloncoan. Hal inilah yang kemudian menginisiasi pemerintah untuk mengubah konsep MOPD menjadi kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS), yang ditandai dengan lahirnya Permendikbud nomor 18 tahun 2016. 

Siswa baru SMA Negeri 1 Rembang tahun 2016 merupakan calon generasi muda yang akan mengisi dan mengambil peran pada era persaingan global, dan Indonesia emas 2045. Untuk dapat bersaing pada era tersebut, setidaknya ada tiga (3) kompetensi yang harus dimiliki yakni Muda, Beda dan Berkarya. Muda, yakni memiliki semangat generasi muda, yang dicirikan pada sikap pro perubahan dan kemampuan adaptif terhadap lingkungannya dengan tetap berwawasan pada budaya bangsa. Beda, yakni memiliki semangat untuk ‘tampil’ beda yang mencirikan sikap kreatif dan inovatif. Berkarya, yakni memiliki semangat untuk berani mencipta baik pada ranah abstrak maupun konkrit, yang mencirikan budaya saintifik. Pemahaman tentang pentingngya ketiga kompetensi tersebut, haruslah ditanamkan sejak dini kepada generasi saat ini. Sehingga, generasi saat ini kedepannya lebih siap untuk menghadapi era persaingan global dan menuju indonesia 2045. 

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah SMA Negeri 1 Rembang tahun 2016, mengambil tema yakni “ PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH (PLS) SMANSAR 2016, “ MUDA, BEDA, BERKARYA” 

B. DASAR KEGIATAN

Kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) SMA Negeri 1 Rembang tahun 2016 , didasarkan pada:

1. Permendikbud No 18 tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru
2. Hasil Rapat Pembina OSIS pada hari Jum’at 17 juni 2016

C. TUJUAN

1. Agar Siswa baru mengenal dan menyatu dengan warga sekolah dalam rangka mempersiapkan diri mengikuti kegiatan belajar mengajar

D. MANFAAT

1. Membantu siswa mengenal lebih dekat dengan lingkungan pendidikan , sehingga tercipta suasana edukatif yang kondusif

2. Mendorong siswa untuk bersikap proaktif dalam mengenali peran guru, tenaga kependidikan, siswa dan berbagai stake holder pendidikan 

3. Membekali Sisiwa dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan guna mengikuti proses kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien

E. BENTUK DAN NAMA KEGIATAN

Kegiatan ini bernama Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) SMANSAR 2016, “ Muda, Beda, Berkarya”. Bentuk kegiatannya terdiri dari beberapa materi yang sudah mengacu pada Silabus materi Pengenalan Lingkungan Sekolah di Permendikbud no 18 tahun 2016. Adapun susunan acaranya terlampir (Lampiran 1)

F. PELAKSANAAN
Kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah ini akan dilaksanakan mulai dari tanggal 18- 20 Juli 2016

G. PESERTA
Peserta kegiatan ini yakni seluruh Siswa siswi baru SMA Negeri 1 Rembang tahun 2016

H. SUSUNAN PANITIA

Susunan panitia untuk kegiatan ini terlampir (Lampiran 2)

I. PENDANAAN

Sumber dan besarnya pendanaan terlampir (Lampiran 3)

J. PENUTUP
Demikian Proposal kegiatan ini dibuat, untuk dapat dipergunakan sebagaiamana mestinya. Terima kasih, SMANSAR JAYA!

Rembang, 20 Juni 2016
Mengetahui,

Kepala Sekolah                                  Ketua Panitia                                            Sekretaris



Purwito,S.Pd                                   M. Aminudin,S.Pd                                    Samrin, S.Pd



Read More

10/02/2016

Download Modul Ekonomi Guru Pembelajar KK C

Modul Ekonomi Guru Pembelajar KK C meliputi materi: 

Kompetensi profesional:
1.      Kegiatan ekonomi
2.      Pasar faktor produksi
3.      Lembaga keuangan bukan
4.      Peranan OJK
5.      Pertumbuhan ekonomi
6.      Ketenaga kerjaan di
7.      Kerjasama ekonomi
8.      Jenis dan bentuk koperasi
9.      Praktek jurnal dan buku besar perusahaan jasa
10.   Praktek jurnal dan buku besar perusahaan dagang

Kompetensi Pedagogik:
1. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran ekonomi
2. Model pembelajaran ekonomi
3.  Pelaksanaan penilaian autentik
4. Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran

5. Permasalahan penelitian tindakan kelas

Download Modul Ekonomi Guru Pembelajar KK C disini
Read More

Download Modul Ekonomi Guru Pembelajar KK D


Modul Ekonomi Guru Pembelajar KK D meliputi materi: 
Kompetensi profesional:

1.      Perluasan Produksi
2.      Pasar Persaingan Sempurna Dan Tidak Sempurna
3.      Peranan LKB Dan LKBB
4.      Kebijakan OJK
5.      Pembangunan Ekonomi Masa Orde Baru
6.      Kebijakan Ketenaga Kerjaan Di Indonesia
7.      Investasi Obligasi
8.      Peranan Apbn Dalam Perekonomian Indonesia
9.      Pembeyaran Internasional
10.   Peran Kebijakan Moneter
11.   Praktek Jurnal Dan Buku Besar Perusahaan Jasa

Kompetensi Pedagogik:
1. Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Ekonomi
2. Model Pembelajaran Ekonomi
3. Pelaksanaan Penilaian Autentik
4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

5. Perncanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Download Modul Ekonomi Guru Pembelajar KK D disini
Read More